Selasa, 27 September 2016

Tai Chi - Keseimbangan | Green World Mall

Alasan Memilih Mempelajari Tai Chi
Pertanyaan yang sering muncul adalah: mengapa memilih mempelajari Tai chi? Mengapa tidak beladiri yang lain, misalnya yang lebih praktis, seperti Tinju, Gulat, atau Karate? Atau mengapa tidak beladiri yang asli Indonesia, yang sesuai dengan tradisi Indonesia seperti Silat?

Masalah mengapa seseorang memilih sesuatu tentunya adalah masalah pilihan selera yang sifatnya pribadi. Setiap orang berhak memilih dan punya alasan sendiri-sendiri.

 

Namun demikian, sebagian besar orang yang mempelajari Tai Chi, jika ditanya mengapa mereka memilih Tai Chi, mereka akan menjawab alasan yang sama: untuk kesehatan dan keseimbangan.

Apa maksudnya? Apa hubungannya Tai Chi dengan kesehatan? Bukankah semua olah raga juga menyehatkan?
Untuk memahami ini, kita lihat kembali semua pilihan-pilihan yang ada.

Ilmu beladiri China secara umum dikelompokan menjadi dua: yang berakar dari Shaolin, dan yang berakar dari Wudang.
 
Dua mainstream ini bukan saja bersaing dalam hal ilmu beladiri tetapi juga dalam hal filosofis dan keagamaan di daratan China (Budhisme dan Taoisme - mungkin seperti NU dan Muhammadiyyah di Indonesia).

Banyak referensi sejarah yang menyatakan bahwa Ilmu beladiri Shaolin sebetulnya berasal dari India. Dibawa dan diajarkan ke masyarakat China oleh pendeta-pendeta Budha dari India. Jadi berkembangnya ilmu beladiri Shaolin di China seiring dengan menyebarnya agama Budha.
Kondisi sosial yang sering terjadi konflik, perkelahian, dan peperangan, membuat seni beladiri sangat berkembang di China. Bahkan perkembangan seni beladiri di China melebihi tempat-tempat lain yang juga menjadi tempat penyebaran agama Budha (Jepang, Korea, Thailand, Burma, Indonesia, dll). Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya varian ilmu beladiri di China yang jauh lebih banyak dari daerah-daerah lain yang juga tempat penyebaran agama Budha di Asia (jenis-jenisnya, nama-namanya, perguruan-perguruanya, legenda-legendanya dsb).

Sedangkan Wudang adalah kuil ajaran Taoisme yang dikembangkan oleh Zhang Sanfeng, bekas murid Shaolin yang kemudian mendalami Taoisme. Ketika mempelajari Taoisme ini ia menemukan suatu metode seni beladiri yang dapat mengolah tenaga internal (energi Chi) yang lebih efektif.
Zhang Sanfeng inilah yang kemudian menurunkan ilmu-ilmu beladiri Wudang, termasuk Taichi.
 

Penggunaan istilah "Tenaga Internal" ditujukan untuk membedakan dengan "Tenaga Dalam" yang lebih banyak berkonotasi dengan tenaga mistik supranatural yang menggunakan makhluk gaib dsb. Tenaga Internal yang dimaksud adalah energi Chi, yakni tenaga potensial dalam diri manusia.